Selamat bermimpi, selamat bertemu cintamu kembali. Cinta kalian, tepatnya. Aku bahkan terlalu bersahabat dengan puisi, hingga tak pernah lagi bisa melihat indahnya bait cinta, dalam mimpi. Pernah berkali-kali bermimpi bertema cinta, tapi apa bedanya dengan ketika tema itu ku jadikan sebuah bait cinta, itu bahkan lebih indah dari mimpi bukan? Menurutku demikian.
Aku merasa lebih sering menulis mimpi dari pada memimpikannya sendiri. “mimpi” yang digaris bawahi dalam keadaan tertidur. Tak ada yang salah dengan mimpi itu, hanya aku pasti selalu menyesal ketika terbangun dan mendapati tubuhku masih di atas kasur. Dan seketika itu, aku mengutuk tak ingin menjumpai cintaku dalam mimpi. Aku lebih suka menghabiskan mimpiku dalam kata-kata, mengalir begitu saja menuruti kemauanku. Aku pernah bertemu seorang sahabat dan dia pernah berkata, “Visualkan mimpimu, maka niscaya kau akan meraihnya.” Aku masih belum percaya ketika itu, tapi semakin kesini aku sedikit-sedikit mempercayainya. Bahkan apapun yang aku impikan, aku berkompromi dengan Tuhan mohon jangan didatangkan lewat tidur malam. Aku yang merendanya sendiri menjelang mata terpejam, aku benar-benar memvisualkan apa yang aku inginkan. Hingga lelah dan otakku penuh berisi khayalan. Tak cukup hanya begitu, aku tuliskan. Ya, menulis itu lebih mudah ketika itu sebuah harapan, bukan kenyataan. Dengan bahasa seadanya, aku catat perlahan apa yang aku inginkan. Dan benar, setidaknya aku sudah separuh mewujudkan mimpiku, meski hanya lewat tulisan *nyengirmonyet
Itu salah satu cara aku meraih mimpi, dan aku akan cerita tentang mimpiku menemukan seseorang special dalam hidupJ
0 Comments
Silahkan tinggalkan pesan di sini: