Ada luka yang menyentuh hatiku, tiba-tiba.
Entah sebab apa, tak
terlihat – namun sakitnya sangat terasa.
Aku meradang, lukaku
semakin menganga,
Hari ini kembali aku
kehilangan seorang teman,
Teman yang ku kenal belum
terlalu lama.
Di depan siapa saja, aku
adalah seorang yang terlalu ceria,
Berbicara tanpa berpikir,
Berbuat sembarang tak pernah
peka keadaan.
Di mata siapa saja, aku
wanita penebar tawa,
Tak lihat tempat, tak
perhatikan suasana.
Mereka menganggap senyum
dan cerita cintaku ada di mana-mana.
Aku adalah perenung, yang
kesepian.
Meluapkan sepiku dengan
senyuman.
Sebelum malam kembali
mengutukku dalam kesendirian.
Aku rapuh dan mudah jatuh,
Gampang tersentuh, lantas
air mata jatuh tanpa ragu.
Kerap kehilangan teman
karena tak paham akan hidupku,
Itu aku terima.
Sudah menjadi kebiasaan
karena kebodohan yang aku lakukan.
Maaf, teman apapun yang
kamu katakan,
Aku tak seperti yang kau
pikirkan.
Aku hanya seorang wanita
perenung, yang kesepian.