Akhirnya, aku sampai pada titik jenuh mencintaimu.
Cinta yang sejak entah berapa tahun lalu ku sembunyikan diam-diam, diketahui beberapa orang, bahkan akhirnya sampai pada hati yang ku tujukan.
Namun entah, mungkin hati yang ku rindukan tak terlalu pandai menjamu tamu sebagai tuan rumah.
Hingga aku menyerah dan sampai pada titik keputusan untuk mundur teratur perlahan-lahan.
Apa yang aku harapkan? Dengan (pernah) mencintaimu, aku tak pernah ingin melukaimu. Hati yang hendak ku singgahi, semoga tetap dalam keadaan baik.
Melihat kau dalam keadaan baik, itupun sudah menjadi sebagian kebahagiaanku.
Demikian, suara hati yang bahkan mungkin tak pernah kau ketahui.
Pernah mencintaimu adalah sebuah kenangan terindah dalam hidupku.
Berikut adalah sebuah kata-kata yang tak terlalu indah buatmu:
Terima kasih sudah mengijinkan aku menjatuhkan cinta.
Cinta yang sejak entah berapa tahun lalu ku sembunyikan diam-diam, diketahui beberapa orang, bahkan akhirnya sampai pada hati yang ku tujukan.
Namun entah, mungkin hati yang ku rindukan tak terlalu pandai menjamu tamu sebagai tuan rumah.
Hingga aku menyerah dan sampai pada titik keputusan untuk mundur teratur perlahan-lahan.
Apa yang aku harapkan? Dengan (pernah) mencintaimu, aku tak pernah ingin melukaimu. Hati yang hendak ku singgahi, semoga tetap dalam keadaan baik.
Melihat kau dalam keadaan baik, itupun sudah menjadi sebagian kebahagiaanku.
Demikian, suara hati yang bahkan mungkin tak pernah kau ketahui.
Pernah mencintaimu adalah sebuah kenangan terindah dalam hidupku.
Berikut adalah sebuah kata-kata yang tak terlalu indah buatmu:
Berkali-kali jatuh,aku tak pernah mengaduh
Mencintaimu, bukan sebuah kesakitan
Sekalipun tak akan mengeluh, meski tanpa balasan
Terima kasih sudah mengijinkan aku menjatuhkan cinta.
0 Comments
Silahkan tinggalkan pesan di sini: