Aku melihatmu, seketika aku bahagia. Tanpa peduli apa-apa berlari
mengejar langkah patah-patahmu yang masih tak beraturan.
Aku, anak kecil tanpa merasa memiliki dosa menatap bulatan
hitam kedua bola matamu. Mencari kekhawatiran dan mencoba menerka dari melihat
kau diam, betapa aku menanti jawaban.
Kau tersenyum manis memperlihatkan gigi-gigimu yang rapi,
lalu kemudian bungkam. Kilatan cemas terpantul dari ke dua ujung matamu, ku
lirik takut-takut dengan ekor mataku.
Aku, ragu-ragu perlahan menjauh. Kesendirin ku pilih,
berjalan tertunduk memilin ujung rambut dan mendekap perasaan yang terasa tak
lagi gaduh, serta dua tiga air mata satu-satu perlahan jatuh.
Tidak sekarang, atau barangkali nanti, mungkin juga entah
dan pada akhirnya tidak ada jawaban sama sekali.
Aku gadis kanak-kanak yang selalu jatuh cinta, hanya pada
satu pria
0 Comments
Silahkan tinggalkan pesan di sini: