Surat kepada mantan Bag.
2
Dear,
mantan kesayangan (yang sekarang sudah menjadi suami kesayangan)
Setiap
kali saya jatuh cinta, selalu terlalu. Setiap kali saya menyukai seseorang,
selalu terlalu. Berpikir bahwa semua yang terlalu berlebihan itu tidak baik,
kerap saya paksa kurang-kurangi.
Seperti
saat ini, saya mencintai lelaki saya terlalu. Ketika apapun bisa saya lakukan
untuk membuat dia bahagia, akan saya lakukan. Se-keterlaluan itu.
Tapi
ternyata saya tidak ingin serugi itu mencintai, bisa dibilang saya orang yang
perhitungan, bahkan dalam masalah perasaan.
Ketika
kamu mencintai saya 98%, maka saya akan mencintai kamu 99%. Ketika kamu
merindukan saya 78%, saya akan kembalikan rindu itu 79%. Ternyata bahkan saya
lebihkan satu persen setiap perhitungannya. Saya begitu baik.
Bagaimana
ketika kamu bohongi saya 34%, atau ternyata kamu memberi hati kepada perempuan
lain 25%?
Apakah
saya punya perhitungan yang sama? Apakah saya akan balik membohongi kamu 35%,
atau saya juga terpaksa harus mencari lelaki idaman lain yang akan saya beri
kadar perasaan sebesar 26%?
Jawabannya,
tidak.
Saya
tidak sebodoh itu, saya tidak ingin sama rendahnya dengan apa yang telah kamu
lakukan. Ketika kamu mecintai saya sebesar ini () maka saya akan membalas
mencintai kamu sebesar ini ( ). Jika kamu
mengkhianati kepercayaan saya bahkan sekecil ini ●, maka saya akan membuat kamu merasa bersalah sebesar
ini ●
Saya
hanya akan menunggu waktu untuk memukul kamu dengan sangat keras, di waktu dan
tempat yang paling tepat.
Begitu
aturan main perasaan saya.
Dear,
mantan kesayangan, yang sekarang sudah menjadi suami kesayangan.
Ketika
kamu ingin menjadikan saya perempuan yang bisa dicintai, jangan beri celah
sedikitpun untuk saya merasa menyesal telah memilihmu.
Sebab,
kita bukan dua orang bodoh yang pura-pura saling mencintai.
0 Comments
Silahkan tinggalkan pesan di sini: