Ketika tulisan ini dibaca tahun 2030, artinya sudah sepuluh
tahun berlalu sejak hari di mana Indonesia mengalami pekan situasi darurat.
Covid-19 atau virus Corona yang bukan saja di Indonesia, tapi
di dunia, sedang jadi primadona. Di mana-mana namanya disebut.
Virus yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernapasan, yang pertama kali terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Tiongkok, sejak Januari 2020. Proses penyebaran yang sangat cepat dan sudah mengalahkan ribuan orang dan menyebar ke lebih dari 15 negara dalam waktu kurang dari 1 bulan. Membuat dunia panik.
WHO menyatakan darurat global, pada 30 Januari 2020.
Seluruh negara memberlakukan kebijakan menyesuaikan situasi. Bahkan ratusan event yang sudah dijadwalkan tertunda. Chaos
Virus yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernapasan, yang pertama kali terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Tiongkok, sejak Januari 2020. Proses penyebaran yang sangat cepat dan sudah mengalahkan ribuan orang dan menyebar ke lebih dari 15 negara dalam waktu kurang dari 1 bulan. Membuat dunia panik.
WHO menyatakan darurat global, pada 30 Januari 2020.
Seluruh negara memberlakukan kebijakan menyesuaikan situasi. Bahkan ratusan event yang sudah dijadwalkan tertunda. Chaos
#LockDownIndonesia, akhirnya pemerintah Indonesia mengambil sebuah kebijakan menanggapi pendemi Corona.
Artinya negara harus mengunci akses keluar masuk dari dan ke luar negara manapun, sebagai pengamanan ketat sehingga mencegah penyebaran virus yang lebih luas.
Lockdown juga melarang adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang, termasuk tempat wisata, sekolah dan fasilitas publik lainnya.
Tiga hashtag di atas bukan buat kaum jomblo rebahan, tapi
untuk para pekerja yang pada akhirnya harus melakukan pekerjaan dari rumah,
system remote. Anak sekolah diliburkan, kuliah pakai sistem online, naik transportasi umum dikurangi, aktivitas bertemu orang banyak dibatalkan, bahkan hampir
semua tempat hiburan di seluruh kota, tutup.
Hingga waktu yang belum bisa ditentukan #dirumahaja, menyelamatkan keluarga masing-masing dari virus tak kasat mata yang di awal tahun 2020 ‘resmi’ datang ke Indonesia.
Hingga waktu yang belum bisa ditentukan #dirumahaja, menyelamatkan keluarga masing-masing dari virus tak kasat mata yang di awal tahun 2020 ‘resmi’ datang ke Indonesia.
Untuk pertama kalinya di dunia, melihat gambar situasi
lokasi terpadat pun, kosong. Foto-foto “bumi istirahat” membuat siapapun yang
melihatnya merinding, berdebar gak karuan. Maha Besar Allah, dengan segala kuasa-Nya
menjadikan apa-apa yang tidak pernah terpikirkan menjadi nyata, tidak ada yang
mustahil.
Sumber foto kapanlagi |
Kembali ke hashtag yang sedang ramai, #workfromhome #lockdownIndonesia
dan #dirumahaja menjadi bahasa sehari-hari digunakan untuk mengubah aktivitas
rutin. Tidak biasa pada awalnya tapi demi mencegah penyebaran virus yang semakin
meningkat akhirnya semua orang melakukan.
Bagaimana semua orang menyikapi hal ini?
Berbeda-beda, setidaknya ada 4 golongan ketika pemerintah
menggaungkan kewajiban ‘social distancing’.
- Golongan kaum happy banget ketika semua ditutup, “Berasa dikasih libur gratis”.
Tim ini, semoga tidak menyalahgunakan kebijakan. Kalau cuma perasaan
senang sih boleh-boleh aja, senang karena bisa kumpul keluarga di rumah, senang
karena gak harus bangun pagi buat siap-siap sekolah, senang karena gak harus
macet2an di jalan berangakat kerja. Selama tidak meninggalkan kewajiban sebagai
pelajar, apalagi sebagai karyawan.
- Golongan kaum bete, merasa terkurung di rumah
Tim ini, biasanya orang-orang extrovert. Males di rumah. Atau
orang-orang yang suka beraktivitas luar. Punya gebetan di tempat kerja atau
sekolah. Gak betahan kalau seharian cuma gegoleran. Alhasil mengurung diri
internetan bisa jadi salah satu jalan menghilangkan bosan
- Golongan kaum senang gak senang
Mungkin senang karena bisa kumpul sama keluarga, tapi ketika
pekerjaan yang memang mengharuskan ketemu orang di luar. Atau kewajiban kerja
lapangan akhirnya terhambat, seminar dan semacamnya ditunda, tugas akhirnya tambah
menumpuk. Gak ada enak-enaknya.
- Golongan gak tahu diri
Semoga tidak ada yang termasuk golongan ini. Kaum orang yang
justru menyalahgunakan kebijakan pemerintah dengan merugikan orang lain. Memanfaatkan
situasi malah jalan-jalan ke taman safari, happy-happy, timbun makanan sana sini,
gak tau esensi kenapa negara mengumumkan kondisi darurat. Yang gini-gini nih
yang selalu bikin gemas netizen.
Lantas, apa yang harus dilakukan?
Mulai dari kita Guys, baru lihat kiri kanan, keluarga, saudara,
dan teman terdekat. Sama-sama bergandengan tangan untuk terus saling
mengingatkan, melawan musuh tak kasat mata yang sejatinya semua terjadi atas
izin Sang Maha Pemberi Kuasa. Sebagai manusia, tugasnya ikhtiar aja
Terus, kita ngapain #dirumahaja?
Banyak.
- Mulai bangun pagi dengan jalan-jalan cari matahari, karena corona sensitif terhadap panas dan dapat secara efektif dinonaktifkan
- Biasakan bersih-bersih seluruh area rumah
- Cuci tangan dua jam sekali, atau setelah dan sebelum makan, atau setelah beraktivitas sentuhan
- Makan makanan dan minuman sehat, bersih, dan rutin minum multivitamin penunjang
- Jangan keluar gerbang rumah kalau tidak ada urgensi, apalagi kumpul-kumpul sama tetangga atau ngerumpi di pos security.
- Khusus buat muslim, ibadah sholat sehari malam dengan wudhu properly dan bersih juga sangat membantu membersihkan virus
- Selebihnya ya banyak berdoa dan berdzikir. Dan ketika kita terkena, semoga iklhas, semua terjadi atas izin dari Allah subḥānahu wataʿālā
"Karena sesungguhnya manusia itu ketika dia berjalan, sudah
diikuti 99 sebab kematian. Ketika lepas dari sebab 1, belum tentu selamat dari
sebab lain. Pun sebaliknya"
Siapapun yang percaya akan Tuhan, semoga tidak panik berlebihan. Semoga dengan adanya kasus ini membuat siapapun semakin sabar, dan sadar betapa kita selemah itu untuk melawan Yang Maha Penguasa.
Waspada harus, ikhtiar sangat dianjurkan. Yang tidak boleh itu khawatir dan ketakutan melebihi keharusan. Apalagi ketika rasa takut pada virus lebih besar dari rasa takut pada sang Pencipta virusnya. Jangan selucu itu lah hidup 😊
0 Comments
Silahkan tinggalkan pesan di sini: