Hingga artikel ini saya naikkan, jumlah kasus positif Corona
di Indonesia sudah mencapai angka 2.092 orang. 191 di antaranya meninggal
dunia.
Bukan angka yang kecil untuk warga tetap tak peduli dengan
wabah ini.
Memasuki pekan ke-empat sejak Indonesia darurat Corona, dan
di beberapa kota besar sudah melakukan lock down lokal. Tidak diperbolehkan warga
keluar masuk daerah tertentu, untuk menghentikan mata rantai penyebaran virus
mematikan, Covid-19
Social distancing, alias jaga jarak, jangan terlalu banyak
ngumpul, sudah diberlakukan di mana-mana. Walau yaa, masih ada aja para
covidiot atau orang-orang yang tingkat kepeduliannya sangat rendah. Acuh tak acuh,
seolah tidak terjadi apa-apa. Pasrah bahwa semua takdir itu ketentuan Allah
Subhanahu Wata’ala
Ya, saya dan warga bikini bottom juga percaya itu. Tapi yang
namanya ikhtiar kan pangkal dari rasa tawakal kita kepada ketentuan takdir. Begitu
bukan cara mainnya?
Bicara masalah social distancing, saya bersyukur bertempat
tinggal di daerah yang awareness-nya sangat tinggi. Terlihat usaha untuk kerap
bersih-bersih, ke mana-mana pakai masker, semprot disinfektan di beberapa titik,
sudah menghilangkan kebiasaan kumpul-kumpul atau ibu-ibu gosip di pos penjaga keamanan, tidak ada
lagi anak kecil keliaran di taman atau di jalanan, meski ada hal yang bikin
sedih, masjid ditutup sementara.
Semua hanya demi satu tujuan, tidak menambah banyak korban
positif dari virus kecil yang meresahkan seluruh penduduk bumi. Dari anak kecil
yang baru kenal tik tok, remaja pengabdi mie instan dan kaum rebahan, si workaholic,
pemuda pemudi karang taruna, sampai Donald Trump Presiden Amerika, paniknya sama.
Satu hal yang mungkin juga terjadi di tiap komplek perumahan,
semua portal dan gerbang ditutup. Tidak semua orang bisa leluasa keluar masuk. Perizinan dan
pemeriksaan ketat. Tidak ada lagi abang bakpau, tukang sol sepatu, atau mas-mas bakso malang mondar mandir di depan rumah yang bikin resah emak-emak karena bentar-bentar
anaknya minta jajan. Ini satu hal yang menguntungkan, tapii…
Untuk mereka, para pekerja serabutan dan mamang jualan sudah
pasti omset berkurang jauh. Pendapatan menurun dua kali lipat lebih kecil dari
pada biasanya. Sedih banget ketika berpikir ke situ. Bersyukur masih banyak
orang baik dengan tingkat kepedulian tinggi yang akhirnya bahu membahu galang
donasi untuk membantu mereka yang kehidupan perekonomiannya lebih rendah.
Ketika diberlakukan #dirumahaja sejak bulan lalu, para
pekerja kantoran akhirnya beneran cuma duduk diam di rumah, makan dan makan. Stock
sayur di kulkas juga jadi gampang menipis. Alhasil belanja bisa hampir tiap
hari. Bagaimana ketika ke pasar aja takut, karena penerapan social distancing
yang mengharuskan kita untuk mengurangi interaksi dengan banyak orang?
Abang sayur adalah pahlawan.
Selalu ada jalan untuk berinteraksi dengan abang sayur keliling yang dengan baik hati memenuhi kebutuhan asupan makanan ibu-ibu
perumahan. Gerbang ditutup, bukan halangan.
Yup, di komplek tempat saya tinggal. Ada salah satu hal unik
yang dibuat oleh warga, kompak. Bikin grup yang isinya seluruh ibu-ibu, security
sang pengatur lalu lintas virtual, beserta dengan idola para emak, abang sayur langganan.
Setiap malam ibu-ibu absen barang titipan belanjaan, yang
akan di-recap dan ditotal abang sayur setelahnya. Besok pagi, tinggal standby depan
ponsel, tunggu security kasih kode bahwa sang pahlawan sudah hadir di depan
gerbang dengan berplasik-plastik barang belanjaan ibu-ibu sesuai pesanan. Tinggal
ambil dan bayar, isi kulkas pun terselamatkan. Aman.
Tetap bisa belanja, tanpa harus melanggar system jaga
jarak aman yang sudah diberlakukan.
Dengan begini, kebutuhan rumah terpenuhi, kita juga membantu pendapatan penjual sayuran tidak terlalu banyak berkurang. Sama-sama saling diuntungkan.
Semoga saja abang sayur langganan selalu diberi kesehatan,
demi kesejeahteraan emak-emak yang butuh dibahagiakan hehe
Ada pengalaman unik apa selama social distancing dan di
rumah aja versi kalian?
1 Comments
Wah. Blognya keren abis kak. Lodingnya juga cepat dan banyak informasi bisa dibaca. Keren oeee.
BalasHapusSilahkan tinggalkan pesan di sini: