“Bu, tabungan O' hampir penuh” tangan kecilnya menggenggam
dua botol aqua transfaran berisi uang pecahan 1.000, 2.000, dan 5.000-an.
Saya cuma tersenyum, membetulkan letak kacamata, berjongkok sambil
memegang bahunya
“Wah iyaa, sekarang mau beli apa?”
“Mau beli baju beyenang, cat wayna, sama mandi bola yang
bayu” (maksudnya baju berenang, cat warna, dan mandi bola baru)
“Baiklahhh, yuk hitung tabungannya sekarang! Kalau uangnya
kurang, ibu tambahin yaa”
Wajahnya ceria sekali.
Anak saya baru berumur tiga tahun lima bulan, sudah dua kali bongkar celengan botolnya untuk beli sesuatu yang dia inginkan.
Sejak memasuki umur dua, saya sudah mengenalkan anak dengan berbagai
bentuk celengan. Kekinian, dia lebih suka nabung di botol bekas minuman transfaran,
karena uangnya keliatan dari luar, dia bisa hitung apakah tabungannya sudah
penuh atau baru setengah jalan.
Hasil tabungannya gak banyak, gak pernah lebih
dari Rp 50.000, tapi untuk anak sekecil ini, momen dia membongkar tabungan selalu
menyenangkan. Apalagi ketika besoknya, tiba-tiba ada abang “Pakeettt…” kirim
mainan yang ia beli dari hasil tabungannya, happy sekali. Dan jadi ketagihan.
Setelah botolnya kosong, dia bakal bilang “Ibuu, O' mau nabung
lagi, sampai penuhh…”
Hasil recehan yang dia kumpulkan setiap hari sampai penuh
mengajarkan untuk bersabar, dan mau berusaha ketika menginginkan sesuatu. Dia tahu
orangtuanya lebih dari untuk mampu membelikan ini dan itu, tapi ternyata ketika
belajar ‘menahan’ sampai tabungannya penuh, memberikan efek tersendiri buat
anak saya.
Dia antusias ketika dapat uang dari manapun, dan langsung bilang
akan ditabung. Berulang-ulang mengucapkan kata “Kalo tabungan udah penuh, O' mau
beli ini dan itu…”.
Saya tidak pernah menyangka pembelajaran menabung yang diterapkan sejak umur dua tahun sudah bisa diaplikasikan sampai sekarang, dan akan saya ajarkan untuk ke depannya.
Bukan berapa jumlah tabungan yang ia hasilkan, menanamkan rasa sabar, dispilin, bersyukur banyak-banyak, dan bisa berhemat adalah tujuan utamanya.
Saya tidak pernah menyangka pembelajaran menabung yang diterapkan sejak umur dua tahun sudah bisa diaplikasikan sampai sekarang, dan akan saya ajarkan untuk ke depannya.
Bukan berapa jumlah tabungan yang ia hasilkan, menanamkan rasa sabar, dispilin, bersyukur banyak-banyak, dan bisa berhemat adalah tujuan utamanya.
Bagaimana cara mengajarkan anak menabung sejak kecil?
Beri contoh.
Anak kecil hanya belajar dari meniru. Apapun yang dilakukan
dan dikatakan orangtuanya, dia akan lebih mudah paham. Sejak dulu, saya selalu
punya celengan receh yang rutin diisi sampai penuh. Bukan uang besar, hanya
pecahan Rp 5000, 10.000, sampai 20.000-an. Setelah penuh, ritual bongkar celengan
selalu menyenangkan. Hasilnya bisa dipakai buat makan-makan, jajan, bahkan buat
jalan-jalan ke pinggiran kota yang dekat-dekat aja. Kayak abis nemu uang ilang.
Kekinian, anak saya ternyata tertarik melakukannya. Saya tidak
susah mengajarkan, hanya beri contoh celengan yang saya punya, sembari dikasih tau
tujuannya.
“Kalau O' mau sesuatu, bukan berarti semuanya harus ada sekarang. kita bisa nabung dulu, pas uangnya cukup baru kita bisa beli apapun. Mau?”
“Kalau O' mau sesuatu, bukan berarti semuanya harus ada sekarang. kita bisa nabung dulu, pas uangnya cukup baru kita bisa beli apapun. Mau?”
Dia mengangguk setuju, sibuk memilah milih model celengan
bulat, kura-kura, bentuk ayam, keropi, walau berakhir ke bentuk botol kosong
transfaran. Mulai menabung dari uang seribuan.
Belikan tempat tabungan lucu-lucu
Setiap anak pasti punya karakter atau hal yang paling dia
sukai, belikan saja berbagai bentuk celengan favorit mereka. Itu akan lebih menyenangkan.
Meski akhirnya pilihannya jatuh ke botol kosong bekas, biarkan saja, yang
penting sudah jadi kebiasaan.
Dari hasil tabungan botolnya, dia sudah punya banyak tujuan.
Gak jauh-jauh dari mainan mobil dump truck, excavator mini, mandi bola, baju
berenang dan sejenisnya.
Sekarang tujuannya mau beli sepeda roda tiga, setiap hari
dia simpan recehan 2.000 dan 5.000-an di botol transfaran kesayangannya.
Saya bangga. Dia memang baru umur tiga, hasil tabungannya pun
gak seberapa, tapi sudah paham bagaimana makna menunggu dan menanamkan rasa sabar.
Semoga ini akan tertanam hingga dia besar.
Apa manfaatnya?
Banyak.
Kelak, dia terbiasa berhemat. Mengatur keuangan sendiri
dengan bijak. Menghargai rezeki yang ia terima, dan diharapkan anak-anak yang
terbiasa menabung sejak kecil akan jadi kebiasaan hingga mereka dewasa.
Sudah ajarkan anak menabung sejak kecil?
0 Comments
Silahkan tinggalkan pesan di sini: